Rangkuman Survey dan
Pemetaan
1.) Pengukuran dan pemetaan pada dasarnya
dapat dibagi 2, yaitu :
a. Geodetic Surveying
b. Plan Surveying
a. Geodetic surveying merupakan ilmu seni
dan teknologi untuk menyajikan informasi bentuk permukaan bumi baik unsur alam
maupun buatan manusia di bidang lengkung (luas > 55 km x 55 km) atau
(>0,5 derajat x 0,5 derajat)
b. Plan Surveying merupakan ilmu seni dan
teknologi untuk menyajikan informasi bentuk permukaan bumi baik unsur alam
maupun buatan manusia di bidang lengkung (luas < 55 km x 55 km) atau
(<0,5 derajat x 0,5 derajat)
2.) Ilmu ukur tanah pada dasarnya terdiri dari tiga bagian besar yaitu :
2.) Ilmu ukur tanah pada dasarnya terdiri dari tiga bagian besar yaitu :
a. Pengukuran kerangka dasar
Vertikal (KDV)
b. Pengukuran kerangka dasar
Horizontal (KDH)
c. Pengukuran Titik-titik Detail
a. Kerangka dasar vertikal merupakan teknik dan cara pengukuran kumpulan titik-titik yang telah diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya berupa ketinggiannya terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu.
Pengukuran kerangka Dasar vertical pada dasarnya ada 3 metode, yaitu :
a. Metode pengukuran kerangka
dasar sipat datar optis;
b. Metode pengukuran
Trigonometris; dan
c. Metode pengukuran Barometris.
b. Pengukuran kerangka dasar horizontal
adalah untuk mendapatkan hubungan mendatar titik-titik yang diukur di atas
permukaan bumi maka perlu dilakukan pengukuran mendatar.
Bagian-bagian dari pengukuran kerangka dasar horizontal adalah :
a. Metode Poligon
b. Metode Triangulasi
c. Metode Trilaterasi
d. Metode kuadrilateral
e. Metode Pengikatan ke muka
f. Metode pengikatan ke belakang
cara Collins dan cassini
Bagian yang harus ada saat pengukuran
yaitu benda ukur, alat ukur, dan pengukur/pengamat.
3.) Persyaratan kesalahan saat pengukuran yaitu:
a. Pengukuran tidak selalu tepat
b. Setiap pengukuran mengandung
galat
c. Harga sebenarnya dari suatu
pengukuran tidak pernah diketahui
d. Kesalahan yang tepat selalu
tidak diketahui
Penyebab kesalahan pengukuran yaitu : alam, alat
dan pengukur
* Factor- factor yang mempengaruhi hasil pengukuran
yaitu :
- keadaan tanah jalur pengukuran,
- keadaan/kondisi atmosfer (getaran udara),
- refraksi atmosfer, kelengkungan bumi,
- kesalahan letak skala nol rambu, kesalahan panjang rambu (bukan rambu standar), kesalahan pembagian skala (scale graduation) rambu, kesalahan pemasangan nivo rambu,
- kesalahan garis bidik.
- keadaan tanah jalur pengukuran,
- keadaan/kondisi atmosfer (getaran udara),
- refraksi atmosfer, kelengkungan bumi,
- kesalahan letak skala nol rambu, kesalahan panjang rambu (bukan rambu standar), kesalahan pembagian skala (scale graduation) rambu, kesalahan pemasangan nivo rambu,
- kesalahan garis bidik.
Macam-macam kesalahan yaitu : kesalahan
sistematis, kesalahan acak, kesalahan besar.
Kesalahan pada ukuran dibagi dua, yaitu :
kesalahan sudut dan kesalahan jarak.
Kerangka dasar vertikal merupakan kumpulan
titik-titik yang telah diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya
berupa ketinggiannya terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu.
Pengukuran tinggi merupakan penentuan beda
tinggi antara dua titik. Pengukuran beda tinggi dapat ditentukan dengan tiga
metode, yaitu:
a.Metode pengkuran penyipat datar
b.Metode trigonometris
c.Metode barometris.
a. Pengukran beda tinggi metode sipat datar optis
adalah proses penentuan ketinggian dari sejumlah titik atau pengukuran
perbedaan elevasi. Tujuan dari pengukuran penyipat datar adalah mencari beda
tinggi antara dua titik yang diukur.
Pengkuran sipat datar terdiri dari beberapa macam, yaitu:
• Sipat datar memanjang
• Sipat datar resiprokal
• Sipat datar profil
• Sipat datar luas
b. Pengukuran beda tinggi metode trigonometris
prinsipnya yaitu mengukur jarak langsung (jarak miring), tinggi alat, tinggi
benang tengah rambu dan sudut vertikal (zenith atau inklinasi) yang kemudian
direduksi menjadi informasi beda tinggi menggunakan alat theodolite.
c. Pengukuran beda tinggi metode barometris
prinsipnya adalah mengukur beda tekanan atmosfer suatu ketinggian menggunakan
alat barometer yang kemudian direduksi menjadi beda tinggi.
Tingkat ketelitian yang paling tinggi dari ketiga
metode tersebut adalah sipat datar kemudian trigonometris dan terakhir adalah
barometris. Pada prinsipnya ketiga metode tersebut layak dipakai bergantung
pada situasi dan kondisi lapangan.
Next Part 2....
Next Part 2....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar